Amal Khair Yasmin

Aspek Pendidikan Bulan Ramadhan

Di dalam ibadah Ramadhan, banyak hikmah yang dapat di peroleh oleh kaum muslimin, baik dari ibadah puasa itu sendiri, maupun dari ibadah-ibadah lain yang di lakukan pada bulan suci tersebut. Dan di dalam ibadah puasa Ramadhan, terdapat banyak nilai-nilai pendidikannya. Di sini aku akan mencoba menguraikan empat nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam ibadah puasa Ramadhan :
Pertama Puasa Ramadhan dapat membentuk sikap sosial yang tinggi. Maksudnya pada siang hari orang mukmin berpuasa, di malam hari mereka bertarawih, tadarus, dzikir, berdoa. Dan di tengah-tengah itu para dermawan mengisi hidupnya dengan ibadah yang bermanfaat dalam menolong sesama umat manusia. Dan pada bulan ini paling banyak digunakan oleh orang  mukmin untuk menolong saudara-saudarnya yang tidak mampu. Ramadhan datang untuk menghilangkan gap atau jarak antara yang kaya dan yang miskin. Misalnya;  banyak yang kita temui saat bulan suci ini, orang-orang yang mampu memberikan sedekah berupa membagikan sembako, makanan untuk berbuka puasa dan membagikan makan sahur pada dini hari atau mengajak untuk berbuka bersama dengan anak-anak yatim / panti asuhan dan lainnya.

Ramadhan adalah bulan kesibukan bagi para Malaikat Rahmat membawa dan menyampaikan amalan dan do’a-do’a manusia kepada Allah Yang Maha Penyayang. Sementara Malaikat ” Kiraman Katibiin” sebelah kiri hampir tidak pernah menulis apa-apa, karena orang-orang mikmin menutup pintu-pintu kejahatan yang menuju ke neraka, dan mereka membuka selebar-lebarnya pintu menuju ke sorga dan mengikat erat-erat iblis terkutuk. Ibadah puasa dengan berbagai amalan yang menyertainya telah memberikan corak tersendiri bagi masa depan bangsa, yaitu ikut memperkuat ketahanan nasional. Ramadhan yang pada penghujungnya di hiasi dengan amalan zakat fitrah dan takbir sebagai ciri kepergiannya. Dan akan kembali lagi pada tahun depan, demikianlah ketetapan Allah Sang Maha Pencipta.

Kedua Puasa Ramadhan dapat mendidik manusia untuk berdisiplin. Ibadah puasa Ramadhan secara sepintas lau nampaknya hanya sekedar melumpuhkan jasmani, namun kenyata sesungguhnya tidaklah demikian. Karena berjuta-juta kaum muslimin yang berpuasa, tetapi tugas dan pekerjaan sehari-hari mereka tetap berjalan seperti biasa. Bahkan setelah berulang kali mereka mengerjakan puasa, pelajaran dan hikmah Ramadhan semakin tersingkap. Melalui puasa, orang beriman dilarang makan, minum dan berhubungan antara suami istri pada siang hari, ialah karena hendak mengambil faedah besar dari larangan itu. Dan yang paling utama adalah latihan mengendalikan diri.

Jika di segala waktu, dilarang memakan makanan yang haram, maka di waktu puasa makan yang  halalpun dilarang kalau di makan sebelum waktu berbuka datang. Orang yang beriman akan dapat menahan hawa dan nafsunya dalam rangka mematuhi perintah Allah, meskipun dikala seorang diri, dimana tidak ada orang lain, namun ia tetap berpuasa, karena ia percaya bahwa Allah melihatnya. Dan inilah yang di maksud kedisiplinan yang tinggi.

Ketiga Puasa Mendidik Manusia Untuk Bersifat jujur. Sifat jujur adalah merupakan sifat yang terpuji yang di perintahkan oleh Allah dan Rasulnya. Oleh karena itu,  manusia dituntut untuk berpegang teguh kepada kejujuran dengan memperhatikan prinsip kebenaran pada setiap kejadian yang di hadapinya dan di laksanakan di atas hukum yang benar. Sifat jujur itu pantas dimiliki oleh setiap individu, karena sifat itu akan membawa  kepada kebaikan dan kebaikan akan membawa kepada Surga Janatun naim, demikianlah sabda Rasulullah saw.
Orang yang selalu melatih dirinya untuk jujur, maka akhirnya sifat itu akan menjadi tabiat kebisasannya, dan akan mudah ia melakukannya. Di antara sekian banyak banyak ibadah dalam islam, yang dapat melatih dan mendidik seseorang untukbersifat jujur adalah ibadah puasa. Karena  walaupun ia dalam keadaan sendirian di tempat yang sepi dan tak seorangpun yang melihatnya, ia akan tetap berpuasa dan menahan dirinya dari hal-hal yang membatalkan puasanya. Disinilah kejujurannya benar-benar teruji.

Keempat Puasa meningkatkan Iman dan Taqwa. Rasulullah bersabda:“Siapa yang puasa Ramadhan  karena Iman dan benar – benar menharapakan pahala dari Allah / Ihtisab, maka akan di ampuni dosa- dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari Muslim).
Dari hadis tersebut di atas, Allah menjanjikan bahwa jika berpuasa karena Allah dengan penuh ihtisab, keyakinan dan keimanan, bukan saja akan diampuni dosa- dosanya, tetapi juga amal ibadah ini akan mempererat pertalian demi terwujudnya kasih dn sayang antara manusia dan khaliknya. Sementara penilaian ibadah, Allah yang akan membalasnya.
Hanya dengan Imanlah seseorang akan dapat membedakan antara ibadah yang dikerjakan sebagai kebisaan aartau di lakukan karena malu, takut atau sebab-sebab lain. Jenis puasa yang dikerjakan bukan karena Iman biasanya menjadikan puasa hanya akan menyiksa diri saja. Apabila Ibadah puasa yang di lakukan sesuai dengan tuntunan Islam, pasti akan mendatangkan keuntungan ganda yakni ketenangan jiwa dan Insya Allah pula akan meningkatkan keimanan.

Jadi apabila puasa dilakukan dengan sungguh- sungguh, dengan iman dan kesadaran, maka sehabis bulan Ramadhan itu, akan sangat terasa kasih dan sayang Allah dengan kesan yang begitu dalam bagi kesucian jiwa. Oleh karena itu dapat di pahami jika sebagian ulama mengnjurkan agar tiap malam  bulan Ramadhan untuk memperbaharui niat. Niat hendak puasa kembali besok karena Allah, meskipun tidak di ucapkan, tetapi di ucapkan di dalam kalbu.
Inilah yang dapat ku sampaikan kepada sahabat netter, dan ini juga kudapati dari hasil pengajian yang kuikuti jumat kemaren. Dan aku mohon maaf mungkin ini bukanlah termasuk tauziah, tapi hanya sedikit ilmu agar kita dalam menjalankan ibadah puasa yang tinggal satu minggu ini dapat kita lakukan dengan hati yang ikhlas semata-mata karena Allah.Dan kalau ada yang salah dalam uraian ini aku mohon maaf dan mohon bantuan dari teman-teman semua ( maklum…..aku tidak ahli dalam agama ).

Oh ya, di sini aku akan menambahkan, Bahwa nilai pendidikan dalam puasa Ramadhan bagi anak-anak khususnya, akan mengandung nilai yang sangat tinggi. Seperti menumbuhkan rasa sayang terhadap sesama, menumbuhkan keimanan dan ketagwaab kepada Allah swt, dan juga mendidik mereka untuk berdisiplin tinggi di manapun mereka berada, membentuk sikap sosial yang tinggi di linmgkungan masyarakat, serta memperkuat hubungan antara sesama keluarga, masyarakat dan sebagainya.

Oleh karena itu hendaknya orang tua sedini mungkin dapat membiasakan putra putrinya untuk berpuasa, dan sudah barang tentu orang tua sebagai suri tauladan yang baik dalam ini khususnya dan dalam ibadah – ibadah lainnya. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dapat menjaga keluarga kita semua dari api neraka. Amin.

*SS