Amal Khair Yasmin

Punya Anak Autis? Jangan Sedih. ia juga bisa dididik!

Manusia, apa pun kelemahannya, pasti berharga dan mulia. Jauh lebih berharga ketimbang hewan.  Karena itu, kita tidak perlu berkelu kesah jika punya anak cacad. Misa, autis. Karena ia pun bisa dididik untuk mandiri.

Banyak orang tua sedih, bahkan frustrasi,  saat si kecil divonis dokter menderita autisme.  Dalam pikiran orang tua, bagaimana masa depan anaknya nanti?  Bagaimana caranya belajar? Apa yang sesungguhnya dibutuhkan anak autis? Di bawah ini kiat-kiat untuk membantu jawaban pertanyaan Anda.


1. Apa terapi paling cocok untuk anak autis?
Untuk menentukan terapi yang paling cocok bagi anak autis, adalah, pertama perlu dilakukan asesmen atau pemeriksaan menyeluruh terhadap anak itu sendiri. Asesmen itu bertujuan untuk mengetahui derajat keparahan, tingkat kemampuan yang dimilikinya saat itu, dan mencari tahu apakah terdapat hambatan atau gangguan lain yang menyertainya. Biasanya terapi yang diberikan adalah terapi untuk mengembangkan ketrampilan-keterampilan dasar seperti ketrampilan berkomunikasi, dalam hal ini keterampilan menggunakan bahasa ekspresif (mengemukakan isi pikiran atau pendapat) dan bahasa  reseptif (menyerap dan memahami bahasa). Selain itu, perlu terapi untuk membantu anak autis mengembangkan ketrampilan bantu diri atau self-help, ketrampilan berperilaku yang pantas di depan umum, dan lain-lain. Dengan kata lain, terapi untuk anak autis bersifat multiterapi.


2. Apa kendala terapi anak autis?
Kendala terapi anak autis tergantung pada kemampuan unik yang ibisaa miliki. Sebab ada anak autis yang bisa berkomunikasi, tapi ada pula yang sama sekali tidak  bisa. Namun sebagian besar anak autis punya hambatan berkomunikasi sehingga hal ini sering jadi kendala Anak autis, misalnya, sulit mengikuti instruksi guru. Kadang anak autis suka berbicara, mengoceh, atau tertawa sendiri pada waktu belajar.


3. Bagaimana sikap anak autis saat menjalani terapi?
Biasanya anak autis memiliki hambatan atau keterbatasan dalam berkomunikasi. Hal tersebut terlihat dari perilaku mereka yang cenderung tidak melihat wajah orang lain bila diajak berinteraksi, sebagian besar kurang memiliki minat terhadap lingkungan sekitar, dan sebagian cenderung tertarik terhadap benda dibandingkan orang.


4. Apa perubahan yang diharapkan setelah terapi?
Harapannya tentu saja  anak autis bisa berkomunikasi dua arah. Jika tadinya hanya satu arah,  menjadi dua arah sehingga  bisa “nyambung” dalam berkomunikasi. Perubahan lainnya, jika diterapi dengan benar,  ia akan punya ketrampilan self  help, kemandirian, dan memahami lingkungan sekitarnya. Akhirnya jika terapi itu berhasil, anak  autis bisa berperilaku dan berbicara normal. Jika sudah demikian, ia pun bisa dididik seperti anak-anak normal lainnya.


5. Seberapa cepat perubahan itu  terjadi?
Perubahan atau kemajuan yang terjadi tentunya bersifat individual. Hal tersebut tergantung pada hasil asesmen, gaya belajar anak autis, dan intensitas dari terapi atau pendidikan yang diberikan. Kerjasama antara orangtua, terapis, dan  para pendidik sangat penting untuk proses penyembuhan. 


6. Bagaimana mengenai pendidikan anak autis?
Perlu diketahui bahwa setiap anak autis memiliki kemampuan serta hambatan yang berbeda-beda. Ada anak autis yang mampu berbaur dengan anak-anak ’normal’ lainnya di dalam kelas reguler dan menghabiskan hanya sedikit waktu berada dalam kelas khusus namun ada pula anak autis yang disarankan untuk selalu berada dalam kelas khusus yang terstruktur untuk dirinya. Anak-anak yang dapat belajar dalam kelas reguler tersebut biasanya mereka memiliki kemampuan berkomunikasi, kognitif dan bantu diri yang memadai. Sedangkan yang masih membutuhkan kelas khusus biasanya anak autis dimasukkan dalam kelas terpadu, yaitu kelas perkenalan dan persiapan bagi anak autis untuk dapat masuk ke sekolah umum biasa dengan kurikulum umum namun tetap dalam tata belajar anak autis, yaitu kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan alat visual/gambar/kartu, instruksi yang jelas, padat dan konsisten, dsb).


7. Bagaimana metode belajar yang tepat bagi anak autis?
Metode belajar yang tepat bagi anak autis disesuaikan dengan usia anak serta, kemampuan serta hambatan yang dimiliki anak saat belajar, dan gaya belajar atau learning style masing-masing anak autis. Metode yang digunakan biasanya bersifat kombinasi beberapa metode. Banyak, walaupun tidak semuanya, anak autis yang berespon sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode belajar yang banyak menggunakan stimulus visual diutamakan bagi mereka. Alat bantu dapat berupa gambar, poster, bola, mainan balok, dan lain-lain.


8. Pengajar seperti apa yang dibutuhkan  anak autis?
Pengajar yang dibutuhkan bagi anak autis adalah guru yang punya pengetahuan  memadai untuk berhadapan dengan anak autis dan punya minat untuk masuk ke dalam kehidupan anak tersebut. Sang guru kudu  memiliki tingkat kesabaran yang tinggi dan selalu mengembangkan pengetahuannnya tentang sifat dan perilaku anak autis. 

9. Suasana belajar seperti apa yang dibutuhkan anak autis?
Tergantung dengan kemampuan dan gaya belajar masing-masing anak autis. Ada anak autis yang mencapai hasil  lebih baik bila dibaurkan dengan anak-anak lain. Ada pula anak autis yang lebih baik bila ditempatkan pada suasana belajar yang tenang, tidak banyak gangguan atau stimulus suara, warna, atau hal-hal lain yang berpotensi mengalihkan perhatian.


10. Apa saja yang diajarkan dalam pendidikan anak autis?

Komunikasi (bahasa ekspresif dan reseptif), ketrampilan self help, dan ketrampilan berperilaku di depan umum. Setelah itu dapat diajarkan hal lain yang sesuai dengan usia, kematangan, dan inteligensianya.


11. Sampai umur berapa tahun anak autis dapat pendidikan khusus?
Semua itu tergantung pada kemampuan,  gaya belajar, serta sejauh mana kerjasama antara orangtua atau  pengasuh dengan pendidik atau terapis.


14. Apakah pada akhirnya anak autis dapat hidup di lingkungan umum tanpa perlakuan khusus?
Tergantung. Tapi satu hal jelas, sekarang tak sedikit anak autis bisa punya kemampuan berkomunikasi dengan baik, punya tingkat inteligensi memadai, dan bahkan lulus pendidikan tinggi dengan hasil memuaskan.
Jadi, jangan sedih bila punya anak yang menderita autis. Yayasan Amal Khair Yasmin menyediakan Pusat Terapi khusus untuk anak-anak autis dari keluarga dhuafa.