Amal Khair Yasmin

Agar Gadget Tak Jadi ‘Penyakit’ Bagi Anak

Oleh: Sulistiyo (Manajer Program Pendidikan dan Sosial

Berawal dari kesulitan saya mengurangi pengaruh buruk gadget pada anak, ternyata setelah di-sharing-kan ke beberapa guru dan teman justru muncul berbagai solusi yang unik berbasis pengalaman. Berikut beberapa ringkasan untuk mengatasi dampak buruk gadget, baik berupa pencegahan maupun upaya jika anak sudah kecanduan.

Ada berapa gadget di rumah Kita? Gadget yang kita bahas adalah Netbook, Handphone dan Tablet (smartphone). Apakah anak-anak kita sejak dini sudah dikenalkan dan bahkan dengan bebas mengakses tablet, Handphone, dan netbook tersebut bahkan tersambung ke internet?

Banyak orangtua yang kemudian memberi kebebasan bagi anak-anaknya untuk menggunakan gadget. Alasannya bermacam ragam: daripada main di luar, supaya orangtua bebas mengerjakan berbagai tugas, atau bahkan alasan agar anak ‘belajar’ sambil bermain. Kenyataannya sebagian besar atau bahkan hampir semua anak-anak jika diberi gadget akan tenang, tenteram dan damai. Memang, bagi anak-anak dan orang dewasa gadget memberikan dampak positif yang luar biasa : sarana komunikasi yang cepat untuk jarak jauh,  media untuk menambah info dan wawasan pendidikan keluarga, media bisnis online yang terus berkembang cepat hingga pada fungsi sebagai sarana hiburan yang ‘proporsional’. Fungsi lain adalah sebagai gaya hidup. Yah, sebagian orang lebih percaya diri dengan gadget, sebagian yang lain mungkin ‘tidak bias hidup’ tanpa gadget! Tidak percaya? Coba 5 hari saja puasa gadget!

Sebagian besar anak-anak menggunakan gadget untuk bermain game. Jika waktu dan game yang dipilih tepat, tidak akan jadi masalah. Seringkali karena tidak terkontrol dan didampingi, maka menimbulkan dampak kecanduan game.

Inilah ciri-ciri kecanduan game menurut Sussy  Yusna Dewi, psikiater anak :

jam bermain game makin meningkat,a nak marah jika jam dikurangi atau dihentikan, anak menjadi lupa waktu dan lupa makan, enggan bersosialisasi dengan keluarga dan teman, anak tidak mau sekolah dan kehilangan sense of struggle (perjuangan) empati dan jiwa sosial berkurang.

Jika anak kita terindikasi kecanduan games cara yang tepat adalah segera gadget diet, disiplinkan! Kalau tidak sembuh maka dianjurkan konsultasi dengan psikolog.

Dampak negatif lainnya jika anak terlalu banyak bermain games bagi kesehatan antara lain:  menyebabkan kejang lengan (repectitive strain injury), mengikis lutein pada retina mata (menyebabkan pandangan menjadi kabur di usia dini) dan bahkan pemicu ayan/epilepsi. Bagaimana sebaiknya? Anak kurang dari 5 tahun sebaiknya mengakses gadget maksimal 30 menit itu pun diupayakan di hari sabtu dan minggu saja. Disarankan anak usia 4 tahun main maksimal 10-15 menit saja, itu pun dengan didampingi orangtua. Pada usia ini gadget tepat untuk mengenalkan warna dan suara. Maka pilihlah game tentang warna dan suara. Untuk anak usia di bawah 5 tahun merupakan masa perkembangan dalam bergerak, berlari, meraba, meraih dan lain sebagainya. Kalau sebagian besar waktu untuk bermain gadget, main game maka tidak terstimulasi perkembangannya. Anak tidak belajar interaksi sosial. Anak akan terasing dari kehidupan sosialnya.

Beberapa cara agar gadget tidak menjadi ‘penyakit’ bagi anak:

1.            Sebelum diperbolehkan bermain games atau menggunakan gadget buatlah aturan main, ada tanggungjawab.

2.            Tanggungjawab dan peraturan itu dipahami dan disepakati oleh anak: mesti menghabiskan pulsa berapa dan berapa lamanya waktu yang diperbolehkan.

3.            Beri teladan (role model) yang baik dalam pemanfaatan dan jam bermain gadget.

4.            Pastikan charger HP tidak berbahaya perlu belajar dulu karena biasanya tablet/ smartprhone mudah habis baterainya. Lebih aman dan dianjurkan menggunakan power bank.

5.            Jika anak internetan maka beri pendampingan, atau pun jika orangtua tidak dapat mendampingi maka posisi bermain internet harus di tempat terbuka yang orangtua dapat memantau apa yang anak akses.

6.            Selalu beri penyadaran internet sehat dan pilih games yang ramah anak. Sekarang ini banyak game yang berbahaya, sangat keras dan sadis. Hati-hati dengan CD game bajakan. Biasanya game dari luar negeri ketat jika tidak boleh untuk anak-anak. Tetapi banyak game di Indonesia yang kemudian dibajak dan games yang seharusnya untuk orang dewasa dipalsu untuk anak-anak.

7.            Hidupkan history internet, jika anak mematikan history ada konsekuensinya. History penting agar orangtua bisa cek yang dilakukannya.

8.            Mintalah anak membuat ringkasan gamesnya dan berisudut pandang pembelajarannya.

9.            Hilangkan iklan yang muncul dan tidak layak untuk anak-anak. Sebagian game terpapar iklan dewasa.

10.          Kalau terpaksa anak ditinggal maka hindari main game, kecuali kita yakin anak kita mampu menjaga diri tidak main dan mengakses yang jelek/ porno.

11.          Jika anak merengek minta game atau gadget ketika ada tamu di rumah kita, maka kita harus taat aturan. Meski seperti teriris, pastikan itu senjata anak yang cerdas mengambil ‘urat malu’ orangtua ketika meminta sesuatu saat ada tamu. Jika sekali kita bocor dan ikut, seterusnya anak akan merengek.

Intinya, peraturan yang konsisten disertai role model dan waktu pemakaian gadget yang bijak oleh orangtua menjadi cara yang tepat agar menjadi sarana modern yang mendukung tumbuh kembang anak. Mari kita terus berupaya sebaik mungkin dan semoga Allah melalui tangan rahmah-Nya membimbing anak-anak kita. Wallahua’lam bi ash-shawab.