Amal Khair Yasmin

Ingin Keren dalam Mengajar, Ini yang dilakukan Guru PAUD di Ciseeng Bogor

Siapa bilang seorang guru PAUD tak perlu belajar? Menyandang profesi apapun rasanya tidak boleh berhenti belajar untuk meningkatkan kapasitas keahliannya.

Apalagi yang berprofesi sebagai guru, yang setiap generasi memiliki keunikan dalam belajar, tentu metode pengajarannya harus mengikuti perkembangan zaman.

Merubah gaya mengajar tentu tidak mudah. Tapi jika ada keinginan, pasti ada jalannya. Jalan itulah yang kini sedang ditempuh guru-guru PAUD di kecamatan Ciseeng dan Kemang, Bogor.

Adalah Heriyanto, Kepala PAUD Ceria Yasmin, yang menginisiasi terbentuknya Komunitas Guru Pembelajar wilayah Ciseeng dan sekitarnya. PAUD Ceria terletak di Desa Babakan, Ciseeng, Bogor.

“Awalnya saya prihatin beberapa guru PAUD yang mengajarnya masih konvensional. Kemudian saya tawarkan untuk belajar bersama, dan sambutannya menggembirakan,” kata Heriyanto.

Umumnya, banyak sekali yang belum mempraktekkan teknik-teknik mengajar yang sesuai dengan usia perkembangan anak. Gaya mengajar juga masih konvensional dan  mengajarnya apa adanya tanpa perencanaan sebelumnya.

Komunitas memang sarana yang efektif untuk membangun komunikasi. Melalui komunitas materi atau motode pembelajaran yang ramah anak bisa diakses dengan baik, khususnya untuk sekolah-sekolah di sekitar PAUD Ceria Yasmin.

Dalam komunitas, para pendidik diajak untuk lebih terbuka dengan teknologi dan supaya keluar dari zona nyaman.

“Jangka panjangnya, upaya ini diharapkan bisa menjadi model untuk meningkatkan tenaga pendidik PAUD di wilayah Bogor,” harapnya.

Saat ini ada 9 PAUD yang tergabung dalam komunitas yang berasal dari kecamatan Cieseeng dan Kemang. Ke-9 PAUD tersebut yaitu PAUD Pelangi Hati, Daarul Ulum, Khalifah, Al-Irsyadiyah, Golden Kids, Qurrota’ayyun, Azizah, As-Shalihin, dan PAUD Al-Baniyah.

Jumlahnya memang dibatasi demi efektifitas keberlangsungan pembelajaran. Untuk pertemuannya dijadwalkan dwi mingguan dengan tempat bergiliran.

Materi yang telah dibahas antara lain, prektek mengajar atau micro teaching, manajemen kelas, membuat media pembelajaran kreatif, dan mengenal ciri-ciri anak berkebutuhan khusus.

Setelah beberapa kali pertemuan, para guru merasa beruntung masuk dalam komunitas. Lihat saja bagaimana komentar Ibu Lia guru PAUD Darul Ulum Ciseeng.

“Kegiatan ini sangat berarti bagi saya, bisa dijadikan koreksi bahwa dalam satu kegiatan durasi harus diatur. Sehingga materi yang disampaikan kepada siswa dapat berhasil dengan optima,” kata Ibu Lia.

Hal senada juga disampaikan Ibu Dede dari PAUD Albaniyah. “Kegiatan ini sangat berharga, bisa jadi ajang curhat ketika kesulitan menangani anak dan orangtua. Secara administrasi kelas sangat membantu karena kurangnya pemahaman kita masalah RPP,” kata Bu Dede.

Baca juga: Keseruan SMK Bisnis dan Manajemen Hasan Mustapa di Hari Krida Pertanian