Amal Khair Yasmin

Saat Anak Autis Memasuki Masa Pubertas, Bagaimana Cara Menyikapinya?

Sama seperti anak pada umumnya, anak autis juga tumbuh, berkembang dan mengalami masa puber. Anak yang tumbuh dan beranjak usia remaja akan diikuti dengan perkembangan fisik dan psikologis. Lalu bagaimana dengan anak autis memasuki masa pubertas?

Pada dasarnya masa pubertas dialami oleh semua anak, baik anak autis atau anak lainnya. Masa pubertas akan tandai dengan perubahan hormon, perkembangan fisik dan psikologis. Pada masa ini mereka mulai tertarik dengan lawan jenis dan perubahan mood yang drastis.

Namun, masalah akan lebih pelik jika masa pubertas ini dialami oleh anak autis yang kesulitan dalam komunikasi atau autis nonverbal. Karena tidak bisa mengungkapkan perasaannya secara verbal, perubahan mood akan jauh lebih dahsyat.

Perubahan mood memang menjadi ciri khas yang terjadi pada remaja. Tapi, jika ini terjadi pada anak autis, ia akan lebih gampang tersinggung, sedih, cemas, dan marah. Permasalahannya menjadi rumit karena anak autis non verbal tidak bisa mengungkapkan perasaan dan pikirannya.

Menginjak usia remaja, perubahan lain juga terjadi dalam diri anak autis. Perubahan kognitifnyanya juga berkembang dan kemampuan berpikir logis juga mengalami peningkatan. 

Dari semua perkembangan itu, hanya satu yang yang tidak berubah, yaitu egosentris. Anak autis memandang sesuatu hanya melihat dari sudut pandangnya sendiri. Jika ia memiliki masalah terhadap sesuatu, ia cenderung akan marah dan frustasi. 

Banyak dijumpai kasus, anak autis yang menjalani terapi saat usia anak-anak bisa bersikap lebih tenang, kemudian berubah tidak terkendali saat menginjak masa remaja. Saat remaja banyak memberontak karena dorongan seksual dan menyukai lawan jenis, tetapi tidak tahu cara mengungkapkan dan mengatasinya.

Menurut psikolog Dr. Adriana S. Ginanjar, M.S, sebagaimana dikutip dari health.detik.com, pada masa ini peran orangtua sangat diperlukan. 

Orang tua perlu menjelaskan perubahan apa saja yang akan terjadi di tubuh anak, seperti tumbuhnya rambut pubis, kebutuhan masturbasi dan lainnya, serta bagaimana merawat atau melakukannya.

“Pada perempuan harus dipersiapkan lebih, karena mereka akan mengalami menstruasi. Jadi harus dijelaskan agar bisa mengerti, bisa dijelaskan dengan kata-kata atau gambar untuk anak autis non verbal. Pendidikan seksual seperti pengenalan alat reproduksi juga perlu diberikan,” kata Adriana.
 
Baca juga: Senang Menimbun Barang Tak Terpakai? Mungkin Anda Mengidap Penyakit Hoarding