Setiap tahun, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah usai melaksanakan kewajiban puasa bulan Ramadhan. Salah satu “ritual budaya” dalam merayakan Idul Fitri di Indonesia adalah mudik atau pulang kampung. Tradisi mudik yang tidak ada di tempat kelahiran Islam di Arab Saudi ini, memperkaya khazanah budaya Islam di nusantara.
Kita tidak tahu, darimana munculnya budaya mudik di Indonesia ini. Mungkinkah timbulnya budaya mudik ini berasal dari tradisi Cina, di mana masyarakat di sana melakukan ritus mudik saat perayaan Imlek? Imlek adalah hari raya tradisional lintas agama di Cina yang sangat berpengaruh pada hubungan antar personal dan komunal di masyarakat Tionghoa.
Setiap hari raya Imlek, seperti halnya di Indonesia, kebutuhan transporasi, baik udara, darat, maupun laut meningkat tajam. Di tahun 2015, misalnya, China Daily, melaporkan ada 2,8 milyar perjalanan orang Cina dalam rangka mudik. Jumlah tersebut tercatat Guinness World Records sebagai jumlah migrasi terbesar dalam satu momen waktu di dunia.
Lalu, apakah tradisi mudik di Cina ini yang menginisiasi mudik di Indonesia? Jika mengeksplor sejarah perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, peninggalan Sunan Kudus yang fenomenal adalah masjid Menara Kudus di Jawa Tengah. Masjid ini sangat unik karena ornamen-ornamennya merupakan paduan antara Arab, Jawa dan Cina. Hal yang sama bisa dilihat di beberapa masjid tradisonal di Cirebon. Sunan Gunung Jati, misalnya, mewariskan masjid Kraton Cirebon yang ornamennya juga merupakan paduan budaya Jawa, Arab, dan Cina.Gambaran di atas menandakan bahwa tradisi Islam di Indonesia banyak yang dipengaruhi tradisi Cina.Termasuk di antaranya tradisi mudik.
Islam sendiri tidak mengajarkan tradisi mudik. Dalam Al-Quran dan Hadis acara mudik dalam perayaan Idul Fitri tidak pernah disebutkan.Tapi realitasnya di Idonesia, justru tradisi mudik inilah yang paling menyita perhatian pemerintah. Kebutuhan transportasi darat, laut, dan udara melonjak drastis pada pra dan pasca Idul Fitri karena faktor mudik ini. Sehingga pemerintah harus mempersiapkan semua sarana dan prasarana untuk menyambut tradisi mudik tersebut. Kecenderungannya, kebutuhan transportasi untuk mudik makin meningkat dari tahun ketahun. Hal ini terjadi karena tiap tahun jumlah pemudik terus bertambah. Naik sekitar 7% pertahun.
Itulah fenomena Idul Fitri di Indonesia. Tradisi mudik telah memperkaya khazanah Islam nusantara. Bahkan belakangan, mudik di hari raya Idul Fitri, telah menjadi budaya Indonesia yang khas. Khas dalam pengertian “migrasi” mudik ini tidak hanya dilakukan umat Islam, tapi juga umat lain. Atmosfir kesyahduan spiritual mudik Idul Fitri tampaknya mempengaruhi pula umat lain, sehingga mereka ikut-ikutan mudik. Fenomena ini jelas sangat positif untuk memupuk kerukunanan antar umat beragama. Kebersamaan menikmati keindahan atmosfir spiritual Idul Fitri dan mudik bisa menjadi perekat dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa.
Bagi umat Islam di Indonesia sendiri, tradisi mudik merupakan simbol kebaktian anak terhadap para tetua, terutama orang tua, sanak saudara, dan kerabat di kampung halaman. Hajat terpenting dalam mudik adalah “sungkem” kepada orang tua yang melahirkan kita. Sungkem – simbol tanda bakti anak kepada orang tua dalam tradisi Jawa – merupakan hajat terpenting dalam tradisi mudik di Indonesia. Dalam sungkem itu, sang anak merasakan kembali menemukan tempat asal usulnya, yaitu “rahim” atau kasih sayang orang tua. Khusunya kepada “rahim” sang bunda.
Islam mengajarkan berbakti kepada orang tua adalah kewajiban yang nilainya sangat tinggi di hadapan Allah. Bahkan Allah dalam sebuah hadis Qudsi menyatakan, seandainya ada Tuhan selain Aku, maka tuhan kedua itu adalah ibumu. Demikian tinggi ajaran Islam mengangkat derajat orang tua, khususnya ibu di hadapan anaknya, sehingga anak yang berbakti kepada orang tua, dijanjikan Allah mendapatkan surga.
Dari gambaran itulah, kita melihat aspek spiritual dari tradisi mudik. Mudik bukan sekadar migrasi dari diaspora manusia Indonesia yang pulang kampung setelah mengembara atau mencari nafkah di tempat lain; tapi mudik adalah sebuah perjalanan spiritual anak manusia untuk menemukan kembali “rahim” yang melahirkannya di dunia. Wallahua’lam.
Selamat Hari Raya Idul Fitri. Minal Aidin Wal Faizin. Maaf Lahir Batin (SS).