Pendidikian Anak Usia Dini (PAUD) sekilas kelihatannya sederhana. Hanya main-main. Nyanyi-nyanyi. Latihan berbaris. Latihan menggambar. Kelihatannya mudah. Tapi, awas lo, jangan remehkan PAUD. Meski tampak sederhana, PAUD sebetulnya mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan anak-anak. Melalui proses pendidikan yang tampak sederhana itu, sebetulnya anak sedang belajar “serius” untuk mengembangkan kemampuan otaknya di masa depan. Belajar berbaris, menggambar, menyanyi – merupakan proses koordinasi dalam sel-sel saraf otak anak untuk menuju kematangan akal pikirannya kelak. Bagi anak-anak yang baru menggunakan akal pikirannya, semua tahapan pendidikan di PAUD adalah sebuah upaya belajar sekaligus merekosntruksi saraf-saraf otaknya agar tertata dan bekerja dengan alur yang benar.
Menurut penelitian, 50% kapabilitaas kecerdasan orang dewasa telah terjadi ketika anak berumur 4 tahun. Sedangkan pada usia 8 tahun, 80% perkembangan otak yang penting telah terjadi. Puncaknya, pada usia 18 tahun perkembangan otak itu hampir sempurna. Setelah itu walaupun dilakukan perbaikan nutrisi, tidak akan terjadi perkembangan otak yang signifikan.
Ini berarti perkembangan otak pada kurun 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi selama 14 tahun berikutnya. Dengan demikian, periode empat tahun tersebut adalah periode kritis bagi anak. Hal ini terjadi karena perkembangan otak pada periode ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan otak sang anak sampai usia dewasa. Sementara “masa emas” tersebut hanya datang sekali, sehingga bila terlewatkan begitu saja, maka habislah peluang tadi. Menurut Byrnes, pendidikan usia dini akan memberikan persiapan bagi anak untuk menghadapi masa depannya. Dan yang paling dekat adalah menghadapi masa sekolah. Selanjutnya menurut Byrnes, bahwa pendidikan anak usia dini itu penting karena pada usia inilah anak mengalami proses “pembentukan karakter” yang paling bagus. Di usia inilah anak-anak harus membentuk kesiapan dirinya menghadapi masa sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa Anda berikan untuk anak-anak adalah persiapan pendidikan mereka di usia dini.
Dengan demikian, tujuan utama dari pendidikan usia dini adalah untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal untuk memasuki pendidikan dasar dan mengarungi kehidupan di masa dewasa. Singkatnya, pendidikian anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Lalu, apa bedanya perbedaan anak yang mendapatkan pendidikan usia dini di lembaga yang berkualitas dengan anak yang tidak mendapatkan pendidikan dini?
Menurut Byrnes (Peraih gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia) di lembaga pendidikan usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini akan lamban menerima sesuatu. Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, diibaratkan seperti mobil yang bensinnya kosong. Sedangkan anak yang berpendidikan usia dini memiliki bensin penuh; mesinnya akan langsung jalan begitu ia “disetel” menuju lokasi baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan menghidupkan mesinnya. Jadinya lamban.