“Literasi itu bukan soal cepat membaca. Tapi bagaimana anak bisa memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dengan bermakna.” Itulah kalimat pembuka dari Ibu Liya, narasumber sesi kedua Webinar Series 4 Guru Praktik Baik yang membahas tema Pembelajaran Literasi Mendalam yang diadakan oleh Yasmin Learning Center (YLC) .
Menurut Ibu Liya, banyak orang masih mengira literasi itu hanya milik pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal, literasi bisa ditanamkan di semua mata pelajaran — bahkan pelajaran olahraga.
Ibu Liya menjelaskan bahwa pembelajaran literasi mendalam harus memiliki lima unsur utama:
1. Mindful – Anak harus sadar bahwa dia sedang belajar.
2. Meaningful – Materi pelajaran harus terasa berguna dalam kehidupan nyata.
3. Joyful – Belajar itu harus menyenangkan. Anak akan lebih mudah terlibat.
4. Intelektual – Literasi itu melatih anak berpikir kritis, bukan sekadar menghafal.
5. Terintegrasi – Literasi bisa dilakukan di semua pelajaran, tidak perlu dibuat terpisah.
Dalam praktiknya, Ibu Liya membagikan beberapa strategi yang bisa diterapkan langsung di kelas:
1. Putar video cerita, lalu ajak anak-anak menceritakan ulang.
2. Minta mereka menulis refleksi dan hasil pengamatan.
3. Lakukan aktivitas ringan yang bermakna.
4. Biasakan membaca setiap hari, walaupun sebentar.
“Dengan suasana belajar yang menyenangkan dan pendekatan yang sesuai, literasi bisa jadi bagian dari keseharian anak, ini bukan cuma tugas sekolah, tapi kebutuhan intelektual yang akan mereka bawa seumur hidup” ujar Ibu Liya.
Yasmin Learning Center (YLC) adalah program unggulan dari Yayasan Amal Khair Yasmin yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas para guru di sekolah/madrasah. Melalui pelatihan yang dirancang secara komprehensif, ribuan guru telah merasakan manfaat nyata yang berdampak langsung pada peningkatan pembelajaran dan akreditasi lembaga pendidikan tempat mereka mengabdi.