Amal Khair Yasmin

Kurban untuk Keluarga Yatim-Dhuafa

Kurban untuk Keluarga Dhuafa

Mengapa kurban sangat dianjurkan?

Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengalami ketimpangan yang sangat besar. Dengan diterapkannya ide sosialisme dengan alasan memberantas ketimpangan, ternyata tidak berhasil. Saat masa pandemi ini, lonjakan kemiskinan begitu tinggi. Hal tersebut dapat memicu kriminalitas, kelaparan, bahkan kematian. Melalui momen kurban ini, tentu masyarakat menengah ke atas memiliki kesempatan yang sangat besar untuk meminimalir tindak kriminalitas dan kejahatan lainnya.

Kurban adalah salah satu metode untuk berdakwah dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Dengan berkurban, berbagai manfaat yang bisa didapatkan seperti kepedulian sosial tinggi, meningkatkan esensi ibadah kepada Allah Swt, sarana menghilangkan keegoan diri, membuang sifat kebinatangan, sebagai alarm bahwa semua kekayaan materi hanyalah titipan Ilahi, dan menumbuhkan sikap syukur kepada-Nya.

Allah SWT juga berfirman dalam surah Al Hajj [22] ayat 36;

?? ????????? ?????????? ?????? ???? ???????? ????? ?????? ???? ?????? ??????????? ????? ????? ???????? ??????? ?????? ???????? ????????? ???????? ?????? ?? ?????????? ????????? ?? ???????????? ??????? ??????????? ?????? ??????????? ???????????

Dan telah kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur

Hadis Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang memperoleh suatu kelapangan, tetapi dia tidak berkurban, janganlah ia menghampiri tempat shalat kami”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).

Berdasarkan ayat ini, tafsir Fi Zilalil Qur’an karya Sayyid Qutb mengutarakan bahwa kurban adalah salah satu cara untuk mensyiarkan agama Islam. Mensyiarkan agama Islam dengan kurban adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT. Umat Islam yang belum berkesempatan untuk melaksanakan haji ke tanah Harom (Mekah) dapat menempuh jalan dengan cara berkurban.

Sayyid Qutb melanjutkan, menyembelih hewan dengan menyebut Asma Allah adalah kesempurnaan kurban. Namun demikian, ia tidak menyebutkan apakah hukum memakannya berubah atau tidak. Namun, dalam hukum Fiqh menyebutkan bahwa barangsiapa yang menyembelih hewan tanpa asma-Nya, maka kurban itu menjadi haram.

Dari Rafi’ bin Khudaij, ia berkata, “Aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami besok akan bertemu musuh dan kami tidak mempunyai pisau.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda:

 ???????? -???? ???????- ??? ???????? ??????? ???????? ????? ????? ??????? ?????? ???????? ???????????? ???????????????: ?????? ???????? ????????? ???????? ????????? ??????? ???????????.

“Cepatkanlah dan ringankanlah (gerakan alat) apa saja yang dapat mengalirkan darah dan disebut Nama Allah (pada saat menyembelih), maka makanlah (sembelihan itu), asalkan tidak menggunakan gigi dan kuku. Aku akan memberitahu kalian, adapun gigi, ia merupakan tulang sedangkan kuku adalah pisau orang Habasyah.”

Di Masa pandemi ini (Covid-19), memaksa umat Islam di seluruh dunia untuk menunda ibadah haji berdasarkan kebijakan kerajaan Arab Saudi dengan alasan keamanan. Tentu tahun ini adalah kesempatan yang besar bagi umat yang ingin berkurban. Mengingat, banyak masyarakat dari kalangan kelas menengah ke bawah (standar sosial ekonomi) yang menginginkan daging kurban yang belum tentu bisa didapatkan hingga dalam waktu yang lama. Banyak sekali manfaat bagi yang berkurban tahun ini, secara vertikal bisa lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa, secara horizontal dapat pahala ibadah sosial karena membantu datangnya rezki bagi sesama.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.

Kurban untuk Kaum Dhuafa

Kaum duafa adalah kaum yang sangat layak untuk dibantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Di antara golongan yang termasuk kaum duafa adalah anak Yatim. Anak yatim adalah mereka yang ditinggal (mati) ayahnya ketika usianya belum baligh. Mereka termasuk golongan duafa karena mereka sangat membutuhkan kasih sayang untuk menjalani hidup, mereka butuh kepuasan psikologis agar  mimpi-mimpi mereka bisa dicapai. Melalui idul adha ini, menyantuni mereka adalah sebuah keistimewaan tersendiri.

Idul Adha adalah hari yang dikhususkan untuk kaum Dhuafa, bagi kaum yang sudah mapan, memakan daging kurban merupakan hal biasa. Berbeda dengan kaum duafa yang masih menjadi moment yang sangat mahal untuk dinikmati terlebih bagi anak Yatim. Menyantuni anak Yatim adalah perbuatan yang sangat diistimewakan oleh Rasullullah SAW.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 83 sebagai berikut;

?? ???? ????????? ????????? ?????? ????????????? ??? ???????????? ?????? ????? ?? ???????????????? ?????????? ?? ??? ?????????? ?? ??????????? ?? ????????????? ?? ????????? ????????? ??????? ?? ?????????? ??????????? ?? ????? ?????????? ????? ????????????? ?????? ????????? ???????? ?? ???????? ?????????????

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Isra’il, (yaitu) janganlah menyembah selain Allah, berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, ucapkanlah kata-kata yang baik kepada setiap manusia, dirikanlah salat, dan tunaikanlah zakat. Kemudian, kamu tidak menepati janji itu kecuali sebagian kecil darimu, dan kamu selalu berpaling”

 Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 ‘Aku dan orang-orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.’. Kemudian, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.” (HR. Bukhari, Sahih Bukhari, Sahl bin Sa’ad As-Sa’idiy: 5304)

SMP dan Rumah Yatim

SMP dan Rumah yatim adalah sebuah lembaga pendidikan yang secara khusus mendidik anak-anak yatim yang berasal dari berbagai warga setempat hingga daerah. SMP dan Rumah Yatim berada dalam naungan Yayasan Amal Khair Yasmin memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh mereka. Beberapa aktifitas yang didapat sebagai berikut;

-Memberi santunan dalam menuntut ilmu

SMP dan Rumah Yatim adalah lembaga pendidikan sekolah menengah pertama (tingkat SMP), Mereka mendapatkan hak untuk menuntut ilmu layaknya sekolah-sekolah milik pemerintah. Hal ini bertujuan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa yang tidak mempunyai biaya, namun memiliki semangat tinggi untuk bersekolah.

-Membantu mencapai mimpi-mimpi mereka

SMP dan Rumah Yatim mewadahi anak-anak yatim-dhuafa untuk belajar dan terus mencoba untuk melahirkan sebuah lulusan yang memiliki kompetensi yang tinggi. SMP dan Rumah Yatim mewadahi untuk mengembangkan minat dan bakat mereka selama menempuh pendidikan seperti kesenian, musik, kaligrafi, seni bela diri, hingga pada pengembangan kecerdasan spiritual.

-Memberi kebutuhan pokok kepada mereka.

SMP dan Rumah Yatim sebagai lembaga yang memiliki sistem pendidikan yang berbasis sekolah juara menjadikan anak-anak yatim-dhuafa hidup layaknya anak-anak pondok pesantren. Mereka belajar mengikuti sistem pendidikan pemerintah sekaligus pendidikan yang berbasis “Informasi Teknologi dan Kecerdasan Spiritual”, sehingga dalam memperoleh ilmu pengetahuan bisa bersaing dengan anak-anak yang memiliki fasilitas memadai. Oleh karena itu, tidak ada ruginya untuk membantu mereka dalam meraih mimpi. (Rahmat Hariadi)