Amal Khair Yasmin

Dunia Pendidikan Harus Waspadai Bahaya Narkoba

Peredaran narkoba di sekolah-sekolah kini mulai marak. Para pengedar narkoba menjadikan anak-anak sebagai sasaran. Modusnya berbagai macam. Mulai membujuk anak-anak untuk mencoba narkoba, memaksa untuk mencoba narkoba, bahkan ada yang mengancam harus mengonsumsi narkoba. Sekarang dilaporkan ada juga yang menjual permen yang sudah dicampur narkoba. Yang terakhir ini tujuannya agar anak-anak dan orang tua tidak curiga, kemudian setelah lama mengonsumsi permen narkoba itu, anak-anak akan kecanduan. Bila menghadapi kasus seperti ini, orang tua atau guru harus waspada dan segera melaporkan ke polisi.

“Yang jadi masalah anak-anak korban mafia narkoba ini menjadi pendiam atau nakal. Tapi dia menutup komunikasi kepada orang tuanya,” kata Dr. Nyoto Santoso, dosen IPB. Kondisi tersebut jelas sangat berbahaya, kata Nyoto. Makanya orang tua harus pandai-pandai membujuk agar anaknya mau terbuka. Siapa yang membujuk untuk mengonsumsi narkoba, siapa yang berjualan narkoba, dan siapa yang menjadi agen narkoba harus diselidiki dan seterusnya harus segera dilaporkan ke polisi.

Pengedar narkoba menjadikan sasarannya tidak pilih kasih. Semua orang bisa menjadi korbannya, tidak peduli mereka berpendidikan ataupun tidak berpendidikan. Bahkan, usia anak-anak sekolahpun menjadi target pengedar narkoba.

Akhir-akhir ini, kita sering disuguhkan berita-berita tentang masalah narkoba, baik melalui media surat kabar, televisi, radio maupun internet. Betapa maraknya pemakaian obat-obatan terlarang saat ini. Tidak tanggung-tanggung, korbannya mulai dari orang-orang terhormat dan berkedudukan sampai kepada anak-anak dan kaum remaja, dari mulai pelosok kota sampai ke pelosok desa.

Narkoba laksana jajanan anak-anak yang dengan mudah dinikmati oleh siapapun juga. Dan celakanya, narkoba ini sudah mulai memasuki lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah yang merupakan wadah para anak didik meraih dan menggali ilmu pengetahuan. Kebanyakan korbannya adalah para pelajar, mulai dari tingkat SD, SLTP dan SLTA. Kejahatan yang mereka lakukan diantaranya menghisap ganja, meminum pil ekstasi dan obat-obatan terlarang lainnya. Kesempatan ini mereka gunakan di belakang sekolah, di kamar mandi atau tempat-tempat memungkinkan lainnya.

Ketika anak-anak kita mulai dibayangi oleh narkoba, tidak ada satu orang tua pun yang berbahagia jika anaknya sudah mulai bergaul dengan narkoba. Hampir setiap orang mengatakan bahwa narkoba itu merusak dan berbahaya. Membuat pemakainya tidak produktif, sangat merusak kesehatan fisik dan psikis. Dan efek samping yang lain di antaranya melakukan perampokan, pencurian, pelacuran dan bentuk-bentuk kejahatan lainnya. Kejahatan-kejahatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan uang guna membeli narkoba. Mereka sudah kecanduan dan orang kecanduan akan memenuhi hasrat kecanduannya dengan jalan apapun. Saat ini korban tewas akibat mengonsumsi narkoba di seluruh Indonesia tiap hari mencapai lebih dari 50 orang.

Itulah sebabnya pemerintah kini benar-benar berusaha memerangi mafia dan pengedar narkoba. Apabila narkoba tidak diperangi, maka akan menjadi konsumsi para remaja dan khususnya para pelajar harapan bangsa. Jika kondisi tersebut melanda negara kita tercinta, Indonesia akan kehilangan suatu generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa pada masa depan. (ss)