Amal Khair Yasmin

Mozart, Penderita Autis yang Jadi Musikus Besar

Siapa pun yang suka musik klasik, pasti mengenal Mozart. Nama lengkapnya Wolfgang Amadeus Mozart. Sang komposer ini lahir di Salzburg, Austria pada tanggal 27 Januari 1756. Dia adalah salah satu tokoh ternama dalam dunia musik klasik. Mozart bahkan menempati posisi komposer teratas, bersama dengan Beethoven dan Bach. Kemampuan bermusik Mozart terlihat sejak usia dini. Mozart adalah anak dari Leopold Mozart, salah satu pendidik musik yang terkenal. Dari ayahnyalah Mozart menerima latihan-latihan musik yang intensif. Latihan tersebut termasuk cara memainkan piano dan biola. Giat belajar dan berlatih membuat Mozart mampu menciptakan komposisi musik di usia lima tahun. Mozart dianggap sebagai anak ajaib. Kejeniusannya dalam bidang musik telah mendunia dan membuat namanya melegenda.

Tapi tahukah anda kalau Mozart yang jenius itu penderita autis? Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf yang membuat seseorang sulit bersosialisasi dengan orang lain. Autisme biasanya terjadi sejak anak dilahirkan atau ketika mereka masih balita. Anak yang memiliki autisme biasanya sulit berkomunikasi atau mengenali perasaan serta emosi orang lain. Autisme memiliki beberapa spektrum, mulai dari ringan hingga berat. Anak-anak atau orang yang memiliki autisme, seringkali memiliki karakter tertentu, seperti sulit berkomunikasi, menghindari orang lain dan percakapan, suka menulis surat, tak peduli pada orang lain, dan lainnya. Selama ini autisme seringkali memiliki cap negatif, sehingga anak yang memiliki autisme tak jarang dipandang sebelah mata. Padahal faktanya, banyak tokoh populer, bahkan jenius yang diketahui memiliki autisme. Nah, salah satu tokoh musisi genius yang mengidap autis itu adalah Mozart. Memang, Mozart diketahui memiliki gejala-gejala autisme karena dia seringkali kesulitan berkomunikasi serta bersosialisasi dengan orang lain. Mozart memiliki pendengaran yang sensitif sehingga suara keras dan ramai seringkali mengganggunya, serta membuatnya sakit secara fisik. Mozart juga memiliki kebiasaan aneh yaitu menggerak-gerakkan tangan dan kakinya, serta membuat ekspresi wajah yang aneh ketika dalam suasana sosial. Meski begitu, komposer legendaris ini membuktikan bahwa bakat dan kemampuannya tak bisa dihalangi oleh autisme. Bahkan penderitaan karena autismenya, menjadi cambuk bagi Mozart untuk terus menggali musik dan berkarya secara kreatif.

Salah satu kisah yang melegenda tentang Mozart terjadi dalam perjalanannya ke Italia. Konon, Mozart mendengarkan Miserere karya Gregorio Allegri hanya satu kali. Tetapi dia mampu menuliskan komposisinya kembali hanya dengan mengandalkan ingatan semata. Mungkin inilah kelebihan seorang penderita autis. Kadang daya ingatnya sangat kuat, meski mungkin sensor-sensor saraf komunikasinya lemah. Itulah yang terjadi pada Mozart, sang legenda musik klasik dunia tersebut!

Sayang sekali komposer besar ini tidak berumur panjang. Mozart wafat di Paris pada tanggal 5 Desember 1791 di usia 35 tahun. Penyebabnya adalah demam yang tak kunjung sembuh. Usia 35 tahun rupanya cukup untuk membuat Mozart sebagai komposer terkenal sepanjang masa. Mozart menulis lebih dari 600 komposisi musik . Beberapa karyanya yang terkenal adalah Eine kleine Nachtmusik (A Little Night Music) di tahun 1787. Selain itu ada juga opera-opera Don Giovanni di tahun 1787 dan Die Zauberflote (The Magic Flute) di tahun 1791.