“Atap yang bocor sudah diperbaiki. Mudah-mudahan bisa awet,” kata Nurjainah, sambil menunjuk bekas aliran air hujan di atap plafon. Atap bocor karena hujan memang akhir-akhir ini membuat Nurjainah khawatir, apalagi musim penghujan belum ada tanda-tanda mau berakhir. “Kami baru pindah ke sini sekitar enam bulan yang lalu. Tempat yang lama sewanya tidak bisa diperpanjang,” imbuhnya.
Percakapan di atas terjadi setahun yang lalu. Alhamdulilah, di bulan April 2018 ini Pusat Terapi Autis telah memiliki gedung sendiri. Sudah sejak lama, Nurjainah dan pengajar lainnya mendambakan tempat belajar milik sendiri.
“Pindah tempat juga butuh banyak tenaga. Terutama ketika memindahkan alat belajar dan mendesain tempat baru,” jelas Nurjainah. Biasanya menyewa tempat untuk terapi paling lama dua tahun. Mimpi itu sekarang sudah menjadi kenyataan.
“Alhamdulilah, setelah lebih dari 11 tahun mengontrak dan 5 kali berpindah-pindah tempat, sudah punya gedung sendiri. Terima kasih kepada para donatur yang sudah membantu kami memiliki tempat yang nyaman untuk belajar. Semoga amal baik ini menjadi pemantik semangat kami untuk melayani mereka lebih baik lagi,” kata Nurjainah
Cita-Cita Pusat Terapi Autis Yasmin
Pusat Terapi Autis Yasmin dibuka mulai tahun 2006 melayani anak berkebutuhan khusus (special needs) dari keluarga tidak mampu. Lembaga ini didirikan bertujuan untuk menjembatani kebutuhan tempat terapi gratis bagi anak autis dan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dari keluarga tidak mampu. Pada tahun ajaran ini siswa yang belajar di Terapi Autis Yasmin ada 34 anak.
Pada beberapa kasus keluarga miskin, dijumpai ada orangtua memasung dan mengurung anaknya bertahun-tahun karena tidak terkendali dan berbahaya bagi orang lain dan dirinya sendiri. Mereka dianggap anak yang sakit jiwa padahal sebenarnya mereka penyandang autis.
Anak-anak berkebutuhan khusus dianggap beban hidup. Namun, kita tidak sepenuhnya menyalahkan mereka karena terkadang memiliki anak autis membuat lelah baik secara fisik maupun mental. Menyadari betapa besar manfaatnya, Pusat Terapi Autis Yasmin terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya.
Meskipun gratis, semua terapis yang bertugas di Terapi Autis Yasmin merupakan tenaga ahli dibidangnya. “Secara rutin orangtua siswa dibekali pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan autisme. Supaya selaras antara pendidikan di terapi dan keluarga,” kata Nurjainah.
Menurut Sulistiyo, Manajer Program Amal Khair Yasmin, di beberapa tempat masih banyak ABK dari keluarga miskin belum tersentuh pendidikan. “Oleh karena itu kami punya cita-cita mereplikasi model terapi autis gratis di beberapa tempat.”
Pihak yayasan sedang berusaha menjalin mitra dengan dermawan yang bersedia menyediakan tempat untuk terapi. “Anak berkebutuhan khusus dari keluarga miskin seharusnya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pribadi mandiri,” tambah Sulistiyo.
Yuk, Klik link ini : https://www.youtube.com/watch?v=mUCObC_jPCI