Inggris adalah negara yang sistem pendidikannya diakui dunia sangat bagus. Karena itu banyak sekali pelajar non-Inggris menuntut ilmu di negara tersebut, termasuk dari Indonesia. Berikut ini cerita seorang ayah yang anaknya pernah sekolah SD di Inggris.
Meski sistem pendidikan di Inggris sangat maju, ternyata kurikulum di sekolah-sekolah Inggris untuk anak SD sangatlah ringan. Mata pelajarannya hanya reading, writing, speaking, listening, mathematics and sciences. Ini yang dilaporkan di progress report anak-anak. Tapi jika kita cermati, intinya hanya dua mata pelajaran yaitu bahasa yang dijabarkan di dalam empat kemampuan (reading, writing, speaking, listening), kemudian matematika dan ilmu alam (science).
Bagaimana materi-materi pelajaran tersebut? Tiap hari senin anak belajar beberapa kata, sekitar 10 sampai 20 kata. Guru mendiktekan kata-kata, dan anak menuliskannya di buku kecil yang diberi oleh sekolah. Dari sini anak belajar listening, writing sekaligus reading. Begitu selesai didekte, guru mengoreksi pekerjaan anak-anak. Kemudian guru memberikan lembaran kertas berisi daftar kata-kata yang telah didiktekan tadi.
Di lembaran itu, kata-kata yang salah tulis dikasih highlight menggunakan stabilo warna. Jika anak tidak melakukan kesalahan atau salahnya sedikit, guru akan menambah 5 kata lagi di lembaran daftar kata. Kemudian lembar kata-kata tadi dibawa pulang untuk dipelajari di rumah. Guru sudah menyiapkan tiga kolom di lembaran itu untuk membantu orangtua mengoreksi listening, reading, writing dan spelling kata-kata itu di rumah.
Hari Jumat, kata-kata itu didiktekan lagi ke anak-anak untuk evaluasi sejauh mana anak bisa melakukan keempat kemampuan itu. Pengucapan akan otomatis bisa jika mereka bisa mendengar dengan baik. Selain menulis kata-kata, anak juga belajar menulis serangkaian kalimat dalam suatu paragraf atau beberapa paragraf. Tapi itu bukan pelajaran mengarang atau menulis fiksi, tetapi menulis suatu tulisan dimana anak diajak belajar berfikir secara ilmiah, logis dan runtut. Tentu saja, standar level menulis anak kelas 1 lebih mudah dibandingkan dengan yang kelas 6.
Pemerintah Inggris sudah memiliki standard nasionalnya. Begitu juga dengan empat kemampuan lain dan pelajaran matematika. Belajar membaca juga tidak hanya melalui kata-kata yang didiktekan saja, tetapi juga dengan membaca buku. Ya, membaca buku diharuskan bagi setiap anak. Setiap Senin, anak dipinjami buku-buku yang harus dikembalikan senin berikutnya. Bukunya bermacam-macam, tergantung minat anak dan anak bisa memilih sendiri di perpustakaan sekolah. Umumnya yang dipinjamkan adalah buku-buku fiksi. Setelah meminjam buku, guru akan meminta anak membacakan buku. Ini untuk belajar membaca sekaligus belajar pengucapan. Setelah guru mendengarkan anak membaca, guru meminta anak untuk menceritakan kembali dengan menggunakan bahasa mereka. Tidak hanya itu, guru juga menanyakan beberapa hal yang sudah disebutkan dalam buku tersebut. Ini berarti belajar memahami isi buku. Tapi tidak ditulis, melainkan diucapkan langsung oleh si anak. Ini berarti mengajarkan kemampuan berbicara serta melatih daya ingat anak melalui pemahaman, bukan hafalan.
Sedangkan, untuk melatih kemampuan berbicara (speaking) anak juga diajak untuk berdiskusi. Di sini anak dikelompokkan dalam beberapa grup, kemudian guru memimpin diskusi. Tidak hanya belajar mendengar, membaca, menulis dan berbicara, pelajaran matematika tentu saja juga dipelajari. Pelajaran matematika tidak jauh beda dengan di Indonesia. Pada dasarnya, matematika itu hanya penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Hanya saja, pelajaran matematika di Inggris sepertinya lebih ditekankan pada aspek pemahaman anak akan proses mendapatkan hasil, bukan mendapatkan hasil yang benar semata. Pemahaman proses di sini juga bukan berarti guru memberikan jalan penyelesaian matematika, tetapi si anak masih diberi kesempatan menyelesaikan masalah matematika dengan cara dia sendiri. Guru hanya mengarahkan jika anak menggunakan logika yang salah. Tentu saja, suatu logika yang benar pasti akan menghasilkan hasil yang benar. Sebaliknya, logika yang salah, akan memberi hasil yang salah. Dalam hal ini anak bisa menggunakan cara penyelesaian yang tidak sama dengan gurunya, asal asal logikanya benar. Pelajaran matematika di Inggris tidak hanya latihan menghitung, tapi juga memahami proses menghitung itu.
Selain itu pendidikan di Inggris menganut sistem tematik. Tiap semester ada temanya, misal temanya tentang kehidupan laut dan hutan hujan tropis. Bagaimana mengintegrasikan pelajaran itu dengan tema? Sebagai contoh, misal temanya tentang kehidupan laut. Kata-kata yang didiktekan tiap hari Senin adalah kata-kata tentang laut. Misal hiu, paus, lumba-lumba, batu karang, ombak, koral, rumput laut dan seterusnya. Dari berbagai jenis ikan bisa dipelajari kehidupannya. Misal: apa itu ikan hiu? Apa lumba-lumba termasuk ikan? Bagaimana kehidupan ikan pari? Bagaimana makannya, dan seterusnya. Ini bisa juga dikaitkan dengan kegiatan penangkaran ikan atau penyelamatan makhluk laut. Hal ini biasanya didiskusikan di kelas bersama teman-temannya, dan dipandu guru. Dari sini jelas, guru harus memahami benar kehidupan laut agar tidak memberikan pemahaman yang keliru.
Dari gambaran itu terlihat, anak-anak tidak terbebani dengan berbagai macam tugas pekerjaan rumah seperti anak-anak Indonesia. Sekolah juga menyenangkan karena anak-anak bisa berkreasi sesuai bakatnya.