Masa tua yang seharusnya dinikmati nenek Surinah dengan bahagia, ternyata yang dihadapi adalah kebalikannya. Begitulah yang dialami oleh nenek Surinah, ODGJ lansia yang juga mengalami gangguan penglihatan.
Menurut Kang Asep, petugas Panti ODGJ Telantar dan Jalanan Amal Khair Yasmin, Nenek Surinah dititipkan di panti lantaran prihatin dengan kondisinya saat itu.
Dalam usia lanjut seperti itu, Nenek Surinah yang seharusnya mendapat perhatian istimewa, justru ditelantarkan oleh anak-anaknya. Mereka membuat Nenek Surinah hidup sebatang kara. Anak-anaknya pergi meninggalkan Nenek Surinah dalam kesendirian. Hingga saat ini, tidak ada yang tahu dimana keberadaan mereka.
Sulit kita membayangkan bagaimana sedihnya nenek malang ini. Disaat ia membutuhkan orang-orang terdekatnya, yakni anak-anaknya, ia malah dicampakkan begitu saja. Anak yang sejak dalam kandungan dirawat dengan penuh cinta kasih, malah menjadi orang yang paling tega terhadap ibu kandungnya sendiri.
Melihat kondisinya yang sepuh, mengalami gangguan kejiwaan dan tidak bisa melihat, akan membuat siapa saja menjadi iba. Termasuk Pak RT setempat. Berbekal informasi bahwa ada sebuah panti untuk menampung ODGJ telantar, kemudian Pak RT memberanikan diri untuk mengungsikan Nenek Surinah ke panti tersebut. Pertimbangan lainnya, bahwa panti ODGJ ini juga gratis maka hal ini tentu meringankan beban Pak RT selaku pelayan masyarakat.
Sejak dirawat di panti, keadaan fisiknya semakin membaik. Nenek Surinah bisa makan secara teratur dengan menu yang layak. Kebersihan badannya juga terjaga.
Meskipun begitu, menurut Kang Asep, merawat ODGJ lansia tidaklah mudah. Repotnya luar biasa. Misalnya, Nenek Surinah ini suka melepas popoknya di sembarang tempat. Akibatnya, jika ia tidak bisa menahan pipis, dan seringnya begitu, maka air kencingnya akan berceceran dimana-mana. Oleh karena itu, dengan penuh kesabaran Kang Asep terus mengingatkan Nenek Surinah supaya popoknya selalu dipakai.
Walaupun kesehatan jiwanya terganggu, tidak lantas membuat Nenek Surinah lupa akan anaknya. Suatu malam, dimana ia pertama kali tinggal di panti, secara tidak sengaja Kang Asep memergoki Nenek Surinah tengah menggumam yang kadang-kadang diselingi dengan rintihan.
Karena penasaran, Kang Asep lalu mendekat dan berusaha menajamkan pendengarannya. Lama kelamaan gumaman Nenek Surinah semakin jelas dan setelah tahu Kang Asep sangat kaget. Ternyata Nenek Surinah sedang menyebut sebuah nama, nama anaknya! Sungguh pemandangan yang menyayat hati. Kemudian, gumaman yang memilukan ini ia lakukan lagi di malam-malam berikutnya.
Rupanya Nenek Surinah tengah memendam kerinduan yang mendalam. Ia ingin sekali anak-anaknya berada di dekatnya. Berharap suatu saat nanti, anak-anaknya yang merawat dia, bukan orang lain.
Mohamad Badrus Zaman (Kontributor)