Amal Khair Yasmin

Training Literasi Sosial dan Finansial dengan Pendekatan Deep Learning untuk Guru Madrasah se-Kota Cilegon

Sebanyak 21 guru dari MIN, MTs, dan MA se-Kota Cilegon berkumpul di Greenotel Cilegon untuk mengikuti ‘Training Literasi Sosial dan Finansial dalam rangka pendekatan Deep Learning’. Pelatihan ini bertujuan memperkuat kapasitas guru dalam menanamkan nilai literasi sosial dan finansial secara bermakna kepada para siswa mereka.

Kegiatan bertajuk Training Literasi Sosial dan Finansial dengan Pendekatan Deep Learning: Mengalirkan Welas Asih dan Pengetahuan Finansial kepada Generasi Muda di Cilegon.

Sulistiyo, Manajer Program Amal Khair Yasmin dan Master Traininer Aflatoun Internasional sekaligus Tim Aflatoun Indonesia, menyatakan, di era yang penuh tantangan ini, literasi sosial dan finansial bukan sekadar pelajaran tambahan, melainkan bekal hidup yang akan memampukan anak-anak untuk menjadi pribadi yang bijak, berdaya, dan mampu mengambil keputusan keuangan secara bertanggung jawab.

“Karena itu, peran guru sangatlah penting untuk menjadi role model dalam menanamkan nilai-nilai welas asih (compasion) dan kecerdasan finansial sejak dini,” terang Sulistiyo, Jum’at (25/7/2025).

Sulistiyo mengatakan, pada tanggal 23–24 Juli 2025, AK Yasmin bekerja sama dengan Aflatoun yang didukung oleh Botnar Fondation mengadakan kegiatan literasi sosial dan finansial  dalam Pendekatan Deep Learning.

“Acaranya dibuka oleh Kasi Penma Kemenag Kota Cilegon, disertai kehadiran para pengawas dan asesor yang mendukung penuh kegiatan ini sebagai langkah nyata memperkuat pendidikan karakter dan finansial di madrasah, dukungan mereka menjadi bukti keseriusan semua pihak dalam menyiapkan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga secara emosional dan finansial,” katanya.

Sulistiyo juga menerangkan alasan mengapa Literasi Sosial dan Finansial penting. Menurut dia, banyak anak yang pintar dalam teori, tetapi tidak memahami bagaimana mengelola uang dengan baik.

“Mereka juga kesulitan memahami pentingnya menunda kesenangan (delayed gratification) membuat prioritas, serta merencanakan masa depan. Literasi finansial bukan hanya tentang menabung, tetapi juga tentang mengelola keinginan, memahami kebutuhan dan memahami rasa tanggung jawab atas setiap keputusan finansial,” terang Sulistiyo.

Lebih dari itu, literasi sosial membantu mereka memahami empati, tanggung jawab sosial, dan bagaimana menjadi bagian dari solusi atas permasalahan sekitar. Inilah menurut dia yang menjadi kunci terbentuknya generasi yang berdaya dan berempati.

Mengapa Pendekatan Deep Learning?
Dalam kegiatan ini, para guru tidak hanya belajar secara teoritis, tetapi juga mengalami secara langsung bagaimana pendekatan Deep Learning atau pembelajaran mendalam dapat diimplementasikan di kelas. Deep learning mengajak siswa belajar dengan rasa ingin tahu, menemukan makna, dan menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari sehingga pengetahuan tidak hanya berhenti sebagai hafalan, tetapi menjadi karakter dan pola hidup mereka,” ujarnya.

Selain Sulistiyo, Deni Ramdani selaku Project Manajer Aflatoun menuturkan, melalui joyful learning setiap sesi diwarnai dengan aktivitas kreatif, diskusi, permainan simulasi keuangan, dan refleksi diri yang menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan.

“Dengan meaningful learning, peserta praktik langsung bagaimana materi dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa di rumah maupun di sekolah. Sementara mindful learning membantu para guru dan siswa menyadari emosi serta nilai yang mereka anut dalam setiap tindakan, termasuk dalam pengelolaan uang dan pengambilan keputusan,” jelasnya

Ia mengungkapkan suasana yang penuh semangat dan welas asih sepanjang dua hari pelatihan, para peserta tampak sumringah dan antusias.

“Mereka merasakan suasana belajar yang penuh kehangatan, kolaborasi, dan energi positif. Setiap guru belajar bagaimana menularkkan energi cinta kepada para siswa mereka, bukan hanya mengajar tetapi juga mendampingi dengan hati,” ungkapnya.

Pelatihan ini menjadi training of trainers  yang akan membawa pengaruh lebih luas ke madrasah masing-masing. Setiap guru diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam gerakan literasi sosial dan finansial, menularkan semangat welas asih, dan melahirkan banyak praktik baik di kelas mereka.

Dengan begitu, kata Deni, anak-anak tidak hanya pandai secara akademik, tetapi juga mampu menjadi pribadi yang bijak dalam mengelola emosi, bijak dalam menggunakan uang dan memiliki kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitar.

“Kami bersyukur atas kesempatan membersamai guru-guru hebat di Cilegon dalam pelatihan ini. Doa kami, semoga semangat yang tumbuh selama dua hari ini tidak berhenti di ruang pelatihan, tetapi terus menyebar di ruang-ruang kelas madrasah di Cilegon. Semoga semakin banyak sekolah model literasi sosial dan finansial yang akan lahir, membentuk generasi yang tangguh, welas asih, dan bijak secara finansial, terima kasih Cilegon, atas semangat dan kehangatannya,” tutupnya.