Amal Khair Yasmin

Menjadi Guru yang Mencerahkan dan Membahagiakan Anak [Bagian 2]

Ruh para pendidik merupakan cerminan semangat dan motivasi atas pilihannya untuk mengambil jalan sebagi guru. Ruh dari guru inilah yang lebih penting dari keberadaan guru itu sendiri. Keberadaan guru yang tidak memiliki ruh sebagai guru maka keberadaannya belum sempurna. Seorang guru yang memliki ruh setidaknya memiliki  tujuh karakter sebagai berikut yaitu:

1. Memiliki Rasa Cinta ( Love )

Semua tindakan dan dorongan atas perbuatan yang dilakukannya semata-mata berangkat dari rasa cinta (kasih sayang) semata. Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik ia akan mendidik dengan penuh rasa cinta, ia mencoba mempraktikan berakhlak dengan akhlak Allah yakni meniru asmaul husna ar-rahman dan ar-rahim (Maha pengasih dan penyayang) bahkan dalam memberikan sanksi tidak akan keluar dari rasa cinta kepada siswanya bukan atas dasar dendam dan kebenciaan. Sanksi yang diberikan guru kepada muridnya sebagai bentuk kasih sayang agar muridnya menyadari kesalahannya dan tidak terjerumus pada tindakan yang salah. Ia akan mendisiplinkan anak dengan menerapkan disiplin positif. Seorang guru tidak akan mudah marah karena hal yang sepele dan tidak penting, bahkan ia tidak menyimpan sedikitpun rasa benci dalam hatinya. Ia selalu berusaha memperlakukan murid-muridnya dengan sebaik-bainya, Ia sangat mengharapkan agar semua murid-muridnya menjadi manusia yang cerdas, berhasil dan memiliki akhlak yang mulia.

2. Enjoy dalam Mengajar

Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru ia tidak merasa terpaksa dan tidak pernah mengeluh, ia betul-betul  menikmati setiap langkah yang dilewatinya. Ia menjalankan tugasnya sama dengan menjalankan hobi yang paling disukainya. Ia juga menyadari bahwa pengajaran yang baik harus dalam kondisi yang menyenangkan maka ia akan berusaha untuk menciptakan  suasana pembelajaran fun dan menarik.

Guru yang enjoy dalam mengajar maka ia akan enjoy dan semangat dalam mengajar, ia tidak peduli betapapun berat dan sulit dalam menjalankan tugasnya. Maka tidaklah heran jika kita lihat beberapa guru di pelosok daerah yang rela bertugas di pedalaman dengan medan yang berat dan jarak puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah, bahkan ada seorang guru di sebuah pulau terpencil yang harus berenang untuk mengajar murid-muridnya, tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan tetap semangat dalam mengajar murid-muridnya.

Klik Menjadi-Guru-yang-Mencerahkan-dan-Membahagiakan-Anak

3. Bertumbuh Kembang 

Seorang guru yang bertumbuh-kembang adalah seorang guru pembelajar, ia selalu menyadari akan kekurangan dirinya maka ia akan terus berusaha untuk terus belajar sepanjang hayat, berusaha meng-upgade dirinya untuk terus bertumbuh, menambah ilmu pengetahuan yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya sebagai guru.

Ia menyadari untuk melakukan sebuah perubahan yang lebih baik maka harus memulai dari dirinya sendiri, ia juga menyadari agar bisa memperbaiki moral orang lain secara efektif maka harus dimulai dari memperbaiki moral diri sendri terlebih dahulu. Dan ia akan menjadi tauladan yang baik dalam hal ilmu, kesalehan, dan moral bagi murid-muridnya. Ia akan berusaha untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam bidang pengajaran, membuat karya-karya yang kreatif yang bisa merangsang anak untuk semangat dalam belajar.

4. Bekerja Secara Profesional

Seorang guru professional adalah guru yang menguasai berbagai bidang keahlian yang menjadi tuntutan dalam bidang pekerjaannya, seperti menguasai ilmu mengajar, psikologi anak,  seni mengelola kelas, bagaimana metode dan strategi belajar, bagaimana dalam evalausi belajar, dan hal-hal yang terkait dengan pendidikan. Setidanya ada tiga hal yang dikuasainya, seperti:

  1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).
  2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, dimana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).
  3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.

5. Memberikan Makna Lebih dalam Pekerjaannya

Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru ia akan memberikan makna yang lebih dalam, ia kan berusaha secara maksimal dalam menjalankan profesinya, ia tidak asal-asalan sebatas hanya menjalankan tugas dan kewajibanya sebagai guru demi menunaikan hak dan kewajibannya  semata.  Ia tidak terjebak dengan rutinitas pekerjaaanya, tetapi ia berusaha betul betul mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan melakukan tugasnya penuh tanggungjawab. Ia mempersiapan dan membekali siswa-siswanya agar menjadi anak yang cerdas, terampil dan memiliki karakter yang baik dan mendoakan agar murid-muridnya berhasil dan sukses di masa depannya,

6. Care dan empati pada murid-muridnya

Dalam menjalankan tugasnya ia memiki rasa kepedulian yang tinggi pada seluruh murid-muridnya, ia memberikan perhatian yang tulus kepada murid-muridnya,  ia tidak menginginkan ada murid-muridnya yang merasa sedih karena tidak bisa menerima pelajaran dengan baik darinya, ia selalu merespon pembicaraan atau pertanyaan anak didik, selalu berusaha memberikan perhatian kepada setiap muridnya tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Ia memeiliki kepedulian yang tinggi akan kemajuan dan perkembangan anak didiknya.

7. Ikhlas dalam Bekerja.

Ia menyadari bahwa dalam bekerja ia harus ihklas karena Allah SWT semata, sehingga ia akan berusaha sekuat tenaga menjalankan tugasnya dengan selalu ikhlas karena Allah semata. Tujuan utamanya adalah mencari ridhanya Allah SWT. Maka tidaklah heran jika kita lihat beberapa guru di pelosok daerah yang rela bertugas di pedalaman dengan medan yang berat dan jarak puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan tetap semangat dalam mengajar murid-muridnya. Mungkin inilah semangat keihlasan yang tersimpan di hati guru-guru yang luar biasa.

Demikian beberapa kriteria guru yang kiranya dapat Mencerahkan dan Membahagiakan Anak, tetapi kiranya bukan hanya tujuh kriteria saja, ini hanya berdasarkan pemikiran penulis saat ini saja. Jadi ketika seorang guru mampu memiliki kriteria-kriteria di atas maka insya Allah di masa yang akan datang anak-anak akan tampil dengan performa yang maksimal dan akan melahirkan generasi yang cerdas, terampil, dan memiliki akhlak yang mulia. Dan akhirnya anak-anak bisa tampil cemerlang dalam kehidupannya kelak. Kehadiran seorang guru yang dapat mencerahkan dan membahagiakan anak maka layaklah kiranya kita menyambut guru yang seperti itu dengan sebutan “Selamat Datang Para Guru Masa Depan yang Luar Biasa”. (NS)