Amal Khair Yasmin

Menjadi Guru yang Mencerahkan dan Membahagiakan Anak

“Kehadiran seorang guru yang dapat mencerahkan dan membahagiakan anak maka layaklah kiranya kita menyambut guru yang seperti itu dengan sebutan “Selamat Datang Para Guru Masa Depan yang Luar Biasa”
oleh Nana Sujana

Guru merupakan salah satu agen perubahan dan ujung tombak kemajuan bangsa dan negara. Keberadaannya memegang peranan sentral dalam kehidupan ini. Profesi guru telah melahirkan berbagai bidang keahlian dan profesi yang dibutuhkan dalam kehidupan kita mulai dari presiden, menteri, dokter, arsitek, dan lain-lain. Selain telah melahirkan beragam keahlian diberbagai bidang, tugas terberat seorang guru adalah terletak pada fungsinya dalam mendidik murid-muridnya agar memiliki karakter yang mulia dan mampu mengaktualkan seluruh potensi anak didik menjadi aktual.

Oleh sebab peranannya yang begitu mulia dan berat maka profesi guru mempunyai kedudukan yang sangat mulia dan terhormat, maka sudah selayaknya guru mendapatkan perhatian lebih dan penghargaan agar ia bisa lebih berkonsentrasi dan nyaman dalam menjalankan tugasnya yang berat. Perhatian dan penghargaan yang diberikan dalam upaya untuk memuliakan guru dan menempatkan pada tempatnya yang layak dan terhormat. Karena anak didik tak akan mampu menjadi tumbuh-berkembang serta berhasil dalam kehidupannya tanpa bantuan dan sentuhan seorang guru.

Dalam satu istilah guru adalah seorang yang diguru dan ditiru, segala ucapan dan tingkah lakunya menjadi contoh untuk murid-muridnya maka dari itu guru dituntut untuk senantiasa menjaga segala tutur kata dan prilakunya jangan sampai terjerumus pada hal-hal negatif yang bisa merusak nama baik sebagai guru.  Dalam proses pembentukan karakter mulia anak di sekolah merupakan tugas terberat dan perkara yang tidak mudah. Selain peran orang tua di rumah, guru memiliki peran dan ikut bertanggung jawab untuk membimbing anak didik untuk memiliki karakter mulia. Maka seorang guru dituntut sudah selayaknya harus menujukkan sebagai sosok pribadi yang matang, berkepibadian stabil, tidak emosional, dan berkarakter mulia. Disitulah tugas berat seorang guru untuk selalu menjadi contoh teladan yang baik untuk murid-muridnya.

Dalam ilmu Tarbiyah Wataklim disebutkan bahwa “Ath-thoriqatu ahammu minal maddah. Wal mudarris ahammu minat thoriqah. Wa ma ahammu minal mudarris. Ruhul mudarris ahammu min mudarris binafsihi”Dan yang lebih penting dari semua adalah ruh dari guru itu sendiri. 

Klik Membidik-Lembaga-Pendidikan-yang-Membahagiakan-Anak

Dari pernyataan diatas dapat simpulkan bahwa hal paling penting dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan adalah keberadaan seorang guru yang mempunyai ruh. Namun, guru tentu tidak boleh menampikkan dan melalaikan hal lainnya seperti metode, materi, dan motivasinya merupakan rangkaian yang tak terpisahkan. Kehadiran seorang guru yang memiliki ruh sangat menentukan keberhasilan anak didiknya dalam mencerdaskan dan mendidik murid-muridnya agar memiliki karakter yang mulia.

Ruh para pendidik merupakan cerminan semangat dan motivasi atas pilihannya untuk mengambil jalan sebagi guru. Ruh dari guru inilah yang lebih penting dari keberadaan guru itu sendiri. Keberadaan guru yang tidak memiliki ruh sebagai guru maka keberadaannya belum sempurna. (NS)

Selengkapnya Menjadi-Guru-yang-Mencerahkan-dan-Membahagiakan-Anak-Bagian-2